Ternyata, Menjadi Guru Itu Butuh Pengorbanan yang Besar

“Jadi, guru aja! Kan enak, kalau siswanya libur kamu juga bisa ikutan libur.”

Pernah nggak kamu mendengarkan komentar semacam itu?

Hmm, kalau ingat beberapa tahun lalu ada yang pernah berbicara seperti itu. Rasa-rasanya memang kalau dipikir enak juga hari liburnya mengikuti anak sekolah, bisa libur panjang gitu.

Tapi, bukan berarti menjadi guru itu beban kerjanya ringan, iya nggak? Siapa tau kamu adalah seorang guru?

Sebelum lanjut nulis, aku mau bilang bahwa artikel ini bukan untuk memperingati hari guru. Selain itu, aku juga mau minta maaf barangkali ada kata-kata yang menyinggung. Oke?

Mari kita lanjutkan!

 

Sedikit Cerita Mengenai Program Sekolah Penggerak 2021

Kira-kira semenjak pertengahan Mei lalu, aku mulai kerja jadi admin LMS untuk Program Sekolah Penggerak.

“Apa tuh Program Sekolah Penggerak?”

“Program Sekolah Penggerak adalah program untuk mendorong proses transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik baik dari aspek kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) maupun non-kognitif (karakter) untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.” – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Para guru, pengawas sekolah, dan juga kepala sekolah dari berbagai penjuru di Indonesia diikutsertakan ke dalam diklat program sekolah ini.

Sehingga, diharapkan melalui program ini aka nada pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.

Nah, dalam pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di tahun 2021 ini alhamdulillah aku dapet kesempatan menjadi admin LMS.

Terus, LMS itu sendiri apa? LMS atau Learning Management System adalah perangkat lunak yang membantu terlaksananya diklat Program Sekolah Penggerak ini.

Mungkin kamu pernah mendengar salah satu LMS, contohnya Moodle?

 

Pelajaran yang Diperoleh dari Program Sekolah Penggerak

Sebelum aku cerita, penjelasan singkat mengenai Program Sekolah Penggerak dan peranku dalam program yang satu ini di atas cukup jelas kan?

Oke, sekarang mari lanjut ke ceritanya…

Menjadi admin LMS untuk Program Sekolah Penggerak membuat aku jadi tau sedikit demi sedikit dunia pekerjaan di bidang Pendidikan, khususnya untuk guru.

Diklat Program Sekolah Penggerak sendiri udah berjalan masuk ke tahap tiga.

Sebagai admin yang menemani para guru mengikuti diklat dari tahap satu hingga tiga, bertemu dengan guru-guru yang baru di setiap tahapnya dengan karakter yang bebeda, tentu banyak cerita baru yang berbeda pula.

Dari para bapak dan ibu guru peserta ini aku jadi dapet banyak pelajaran dan juga inspirasi. Di tengah-tengah kesibukannya untuk mengajar, mereka juga harus memegang tanggung jawab lain untuk keberlangsungan di dunia pendidikan.

Tapi, nggak jarang diantara para bapak dan ibu guru punya masalah pribadi yang harus dihadapi juga.

Aku masih ingat, di tahap satu ada salah satu ibu guru yang bercerita sambil menangis. Beliau harus mengurus ibunya yang sedang sakit. Tapi, beliau berjanji untuk tetap mengikuti diklat hingga selesai.

Jujur, mendengar cerita itu membuat aku berpikir bahwa perjuangannya ternyata luar biasa.

Para ibu dan bapak guru di diklat ini bukan hanya dituntut untu mempelajari materi diklat, tapi mereka ini juga mau nggak mau harus bisa belajar dan beradaptasi belajar menggunakan teknologi.

Nggak jarang beberapa peserta mengirimkan pesan japri meminta tolong untuk menggunakan LMS.

Dari situ pula aku jadi tau, bahwa menjadi guru berarti juga siap untuk belajar terus menerus.

 

***belum selesai***

 

 

Sumber bacaan: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber gambar: https://www.pexels.com/id-id/foto/guru-mengajukan-pertanyaan-ke-kelas-5212345/

Tinggalkan Balasan