Memaafkan Kesalahan Orang Lain untuk Kebaikan Diri Sendiri

“Memaafkan adalah kemenangan terbaik.” – Ali bin Abi Thalib

 

Tulisan ini menjadi artikel blog terakhir di bulan suci Ramadan tahun ini. Awalnya aku bingung mau nulis tentang apa.

Tulisan ini dibuat dengan salah satu tujuannya untuk mengikuti challenge dari Blogger Perempuan Network. Dan tema hari ini memang bebas.

Aku jadi terpicu untuk menuliskan sesuatu yang benar-benar ada hubungannya dengan bulan Ramadan.

Muncullah ide dalam kepalaku ini untuk menulis mengenai memaafkan kesalahan orang lain. Walaupun udah nemu ide, aku tetap mencari bahan bacaan dari artikel lain lewat mbah Google.

Itu merupakan salah satu cara yang membantuku mengatasi kebuntuan ide untuk lanjut menulis.

Baca juga: Haruskah Melepas Bulan Ramadan dengan Kesedihan?

 

Apa Pendapatmu tentang Memaafkan?

Memaafkan adalah menerima sebuah kesalahan dan tidak menganggapnya lagi sebagai sebuah kesalahan.

“Memaafkan itu mudah sih di mulut, tapi tetep aja di hati mah sakit rasanya.”

Mungkin kamu benar-benar perlu memahami apa tujuan dari memaafkan. Tujuan dari memaafkan sendiri adalah menghilangkan rasa benci terhadap orang yang telah membuat kesalahan kepada kita.

Sehingga dengan memaafkan kesalahan orang lain, bersama itu pula rasa sakit yang masih membekas dalam hati dilepaskan.

Baca juga: 5 Jenis Kue Lebaran Favorit yang Biasanya Ada di Rumah

 

Memaafkan Menjadi Kunci Hidup Tenang

Sulitnya memaafkan kesalahan orang lain bisa menjadi salah satu penyebab tidak tenangnya hati.

Rasanya hati ini selalu saja sakit tiap kali mengingat kesalahan orang lain. Bahkan jauh lebih berbahaya lagi kalo diri ini malah memikirkan untuk membalas dendam.

Rasa sakit atau benci itu jangan terus dipelihara. Lepaskanlah dengan memaafkannya meskipun sulit.

Menjadi pemaaf itu bisa dilatih, salah satunya lewat bulan Ramadan ini. Di bulan Ramadan, diri ini bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi menahan diri dari berbagai hal yang tidak baik.

Contohnya, menahan amarah ketika orang lain melakukan kesalahan dengan tetap bersabar dan memberinya maaf meski orang tersebut tidak meminta maaf.

Baca juga: Momen Lebaran yang Paling Berkesan Waktu Masih Anak-Anak

 

Tapi, Memaafkan Bukan Jaminan

Yup, memaafkan memang bukan jaminan orang yang dimaafkan tidak akan melakukan kesalahan lagi.

Toh itu juga bukan sesuatu yang bisa kita kendalikan bukan? Tujuan kita memaafkan kesalahan orang lain untuk kebaikan diri sendiri.

Jika diri sendiri sudah terbiasa memaafkan kesalahan orang lain, maka hati ini akan jauh lebih tenang.

Selain itu, Allah memuliakan orang-orang yang bersedia memaafkan kesalahan orang lain. Bahkan Allah juga menyediakan pahala untuknya.

Baca juga: 5 Hal yang Dirindukan dari Ramadan Saat Masa Anak-Anak, Milenials Harus Baca!

 

Memaafkan Adalah Kemenangan Terbaik

Selama bulan Ramadan umat muslim melawan hawa nafsunya dengan menahan diri. Sehingga hari raya Idul Fitri disebut sebagai hari kemenangan setelah bulan Ramadan dilalui.

Tapi, di samping itu semua ada kemenangan terbaik yaitu saling memaafkan satu sama lain.

Semoga maaf yang disampaikan bukan sekedar kata-kata di mulut saja, tapi mampu menghadirkan rasa ridha dalam hati untuk memaafkan segala kesalahan orang lain.

Supaya hati ini terbebas dari segala rasa benci dan perasaan negatif lainnya atau berbagai penyakit hati.

Sehingga di hari raya Idul Fitri, hati kita semua kembali suci.

 

 

 

Referensi bacaan:
http://mozaiksahabatwisata.com/nikmat-saling-memaafkan-dalam-islam/
https://www.aswajadewata.com/makna-saling-memaafkan-di-hari-yang-fitri/
https://jagokata.com/arti-kata/memaafkan.html

 

Sumber gambar: https://unsplash.com/photos/k1p8iaypMP4

Tinggalkan Balasan